TERIMA KASIH atas kunjungan ANDA

Jumat, 03 Juni 2011

Taman Nasional Gunung Rinjani


Taman Nasional Gunung Rinjani
merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah hingga pegunungan tinggi dan savana di Nusa Tenggara
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) ini telah mendapatkan World Legacy Award dari Conservation International and Traveller (2004)
dan finalis Tourism for Tomorrow Awards (2005 dan 2008) dari World Travel Tourism Council (WTTC)
Juga TNGR diusulkan kepada United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
sebagai Geopark dunia atau taman bumi pertama di Indonesia
Dua lokasi lainnya adalah Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu di Pacitan Jawa Timur




SEJARAH KAWASAN
Pada awalnya Kawasan Gunung Rinjani merupakan kawasan Suaka Marga Satwa
yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda pada tahun 1941 berdasarkan SK No.15 Staatblaat No. 77 tanggal 12 Maret 1941
kemudian diumumkan melalui Surat Pernyataan Menhut No. 448/Menhut-VI/1990, pada acara Puncak Pekan Konservasi Alam Nasional ke-3 di Mataram sebagai Taman Nasional
Baru pada tahun 1997 ditujukan sebagai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan SK Menhut No.280/Kpts-VI/1997 tanggal 23 mei 1997
seluas ±41.330 Ha yang terletak di tiga wilayah Kabupaten di Pulau Lombok

Organisasi pengelolaanya ditetapkan dengan SK Menhut no.185/Kpts/97 tanggal 27 Mei 1997 dengan nama Unit Taman Nasional Gunung Rinjani setingkat eselon IV.a
selanjutnya pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR)

Terletak di Pulau Lombok secara geografis TNGR terletak antara 116°21'30" - 116°34'15" BT dan 8°18'18" - 8°32'19" LS
merupakan daerah bergunung-gunung dengan ketinggian mulai 500 - 3726 m dpl (puncak rinjani) dengan variasi kemiringan lahan bervariasi
datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung
Gunung-gunung yang ada disekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani diantaranya:
Gunung Pelawangan (± 2.658 m dpl), Gunung Daya (± 2.914m dpl), Gunung Sangkareang (± 2.588 m dpl), Gunung Buah Mangge (± 2.895 m dpl)
dan Gunung Kondo (±2.947 m dpl)

ETIKA PENDAKIAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

1. Pendaki/Pengunjung harus melapor/minta ijin pada Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani di
Jalan Arya Bajar Getas Lingkar Selatan Kota Telp (0370) 6608874 Mataram, atau Pada Pos
Pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani terdekat dengan membawa/menunjukkan kartu identitas
/ KTP serta Surat Keterangan Sehat dari Dokter.
2. Bagi Pendaki/Pengunjung dengan tujuan penelitian, pendidikan dan rombongan harus membawa
surat jalan dari organisasi/sekolah/instansi yang bersangkutan.
3. Pendaki disarankan membawa penunjuk jalan yang sudah berpengalaman
4. Pendaki/Pengunjung hendaknya membawa perlengkapan/perbekalan secukupnya serta membawa
kembali sampah dan organik keluar kawasan Taman Nasional.

5. Pendaki/Pengunjung diperbolehkan mendaki pada bulan April s/d November dan disarankan tidak
melakukan pendakian pada bulan Desember s/d Maret terkecuali ada izin khusus dari Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani.
6. Selamba Berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani diperhatikan beberapa hal antara
lain:
- Dilarang mengambil tumbuhan/binatang/bahan/barang-barang lain dari dalam kawasan.
- Dilarang mencoret-coret/perusakan terhadap pohon/bangunan/batuan yang berada dalam
kawasan.
- Mendirikan tenda pada tempat-tempat yang telah diditentukan
- Penggunaan api dibatasi pada tempat-tempat tertentu untuk mencegah terjadinya kebakaran
- Sebelum meninggalkan Kawasan diwajibkan mengumpulkan sampah dan membawa pulang keluar
Kawasan TNGR
7. Setelah Selesai melakukan pendakian agar melapor kembali ke Pos pendakian Taman Nasional
Gunung Rinjani terdekat atau Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.



JALUR RESMI PENDAKIAN PUNCAK GUNUNG RINJANI
Jalur Sembalun
* Mataram - Sembalun (± 4-5 jam kendaraan umum)
* Sembalun Lawang - Puncak Gunung Rinjani ( ± 7 Jam Jalan Kaki)
* Sembalun Lawang - Danau Segara Anak (± 2-3 Jam Jalan Kaki )
Jalur Senaru
* Mataram - Senaru (± 3-4 Jam Kendaraan Umum)
* Senaru - Danau Segara Anak (± 7-10 Jam Jalan Kaki)
* Danau Segara Anak - Pelawangan Sembalun (± 4 Jam Jalan Kaki)
* Pelawangan Sembalun - Puncak Rinjani (± 2-3 Jam Jalan Kaki)
Jalur Torean
* Mataram - Torean (± 4-5 Jam Kendaraan Umum)
* Torean - Danau Segara Anak (± 8-9 Jam Jalan Kaki)

Jalur Senaru
Jalur pendakian Senaru merupakan jalur pendakian paling ramai, hal ini disebabkan selain sebagai jalur wisata treking juga kerap dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat yang akan melakukan ritual adat/keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segara Anak.
Pusat Pendakian Terpadu (Rinjani Trek Centre) Senaru
Rute pendakian yaitu Senaru - Pelawangan Senaru - Danau Segara Anak dengan berjalan kaki memakan waktu ± 10 - 12 jam melalui trail wisata yang berada dalam hutan primer dan sepanjang jalan trail telah disediakan sarana peristirahatan pada setiap pos. Dari pintu gerbang Senaru sampai Danau Segara Anak terdapat tiga pos. Sepanjang jalan trail pengunjung dapat menikmati keindahan hutan belantara dan bebatuan yang menakjubkan.
Untuk memperoleh informasi mengenai pendakian Gunung Rinjani telah disediakan Pusat Pendakian Terpadu (Rinjani Trek Centre) atas kerjasama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan NZAID (New Zealand Asistance International Development), Dari Danau Segara Anak bila anda ingin melanjutkan perjalan ke Puncak Gunung Rnjani anda harus menuju ke pelawangan sembalun yang membutuhkan waktu ± 4 Jam, dari pelawangan sembalun ke Pucak Rinjani membutuhkan waktu 4 - 5 Jam. Pendakian ke puncak umumnya dilakukan pada pukul 02 dinihari, ini dimaksudkan agar pada pagi harinya dapat menikmati matahari terbit (Sunrise) dari Pucak Gunung Rinjani serta dapat menikmati pemandangan seluruh pulau Lombok bahkan pulau Bali apabila cuaca cerah.

Jalur Sembalun
Jalur Sembalun merupakan jalur yang ramai dilalui oleh pengunjung terutama oleh para penggemar treking. Rute yang dilalui adalah gerbang sembalun lawang - pelawangan sembalun-puncak rinjani memakan waktu 9 - 10 jam. Jalur ini sangat dramatis dan mengesankan trail wisata yang anda lalui merupakan padang savana dan punggung gunung yang berliku-liku dengan jurang disebelah kiri dan kanan jalur.
Dibandingkan jalur senaru, jalur pendakian ini tidak terlalu curam, namun karena didominasi oleh padang savana menjadikan perjalanan anda bermandikan peluh oleh teriknya matahari yang menyengat, namun semua itu akan sirna saat anda dibuat terpana oleh indahnya pemandangan padang dan hutan yang luas sepanjang lembah-lembah nan hijau disebelah timur Gunung Rinjani, bahkan mata anda akan dimanjakan oleh indahnya selat Alas dan Pulau Sumbawa di kejauhan. Setelah tiba di puncak Rinjani anda bisa beristirahat sejenak sembari menikmati panorama alam dan berbangga diri telah menginjakkan kaki disalah satu kaki langit di Indonesia serta menimbulkan rasa kekaguman akan ciptaan Tuhan.

Jalur Torean
Sepanjang jalur ini, dari Desa Torean menuju kali Tiu (batas TNGR) yang merupakan Pos I pendakian dapat dijumpai ladang, padang pengembalaan, perkebunan dan merupakan kawasan Hutan Produksi. Kemiringan 20 -45% jarak desa Torean dengan batas TNGR (Pos I) ± Km 5,00 Km dengan kemiringan ±10-30%.
Flora yang dapat dijumpai yakni: Bajur, Klokos Udang, Rotan Hutan, Bangsal, Lengsir, Jambu, Bunut, Blimbing Hutan, Juwet, Paku-pakuan, Ketimunan, Rajumas, Tapan Dawa. Sedangkan Fauna yang dapat dijumpai yakni: beberapa jenis burung (perkici, Daweuh, Kecial, Srigunting)
Jarak dari Pos III Torean menuju ke Plawangan Torean± 3,50 Km dengan kemiringan ± 30 -40%, sepanjang perjalanan kita akan berada dalam apitan 2 buah gunung dan kita juga dapat menikmati aliran sungai (Kokok) Putih.



Flora Dan Fauna

Potensi flora yang terdapat di TNGR antara lain
jelutung (Laportea stimulans),



dedurenan (Aglaia argentea),




bayur (Pterospermum javanicum),




beringin (Ficus benjamina),



jambu-jambuan (Syzygium sp.),





keruing (Dipterocarpus hasseltii),




rerau (D. imbricatus),



eidelweis (Anaphalis javanica)






dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan




P. lombokensis



Potensi fauna yang terdapat di TNGR adalah dengan terdapatnya
satu jenis mamalia endemik yaitu
musang rinjani (Paradoxurus hemaproditus rinjanicus)



Selain Musang Rinjani DI TNGR juga terdapat lutung budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei)



burung cikukua tanduk (Philemon buceroides neglectus)




dawah hutan (Ducula lacernulata sasakensis)




kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis broderipii)




kijang (Muntiacus muntjak nainggolani),



trenggiling (Manis javanica),



dan beberapa jenis reptilia






EKOWISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

Berdasarkan SK Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat No.2 Tahun 1989 kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
merupakan salah satu dari 15 lokasi yang memiliki potensi pengembangan wisata alam dan menjadi daerah tujuan wisata di Propinsi NTB
Beberapa lokasi yang menjadi daya tarik utama kunjungan adalah :

Puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak



Pendakian Gunung Rinjani merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan TNGR
Puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak merupakan tujuan utama sebagian besar petualang dan pecinta alam nusantara bahkan dari mancanegara yang mengunjungi kawasan ini
Waktu pendakian terbaik yaitu ulan Juli s/d Agustus (pertengahan)

Danau Segara Anak yang berada di ketinggian ± 2.020 m dpl dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun
Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk tempat berkemping/berkemah
juga pengunjung bisa memancing ikan didanau atau berendam di air panas yang mengandung belerang

Air Terjun Sendang Gile Senaru



Selain sebagai gerbang pendakian Desa Senaru juga menyimpan potensi wisata lain yaitu Air Terjun Gile (± 25 M)
merupakan air terjun dua tingkat dengan suhu yang cukup sejuk, anda dapat merasakan hempasan angin yang diciptakan oleh air terjun yang cukup tinggi
Sebagai desa adat Senaru juga memiliki perkampungan (Desa Adat) berasiktektur tradisional yang dibangun berdasarkan penanggalan "atas-bawah"
yang pada susunan paling atas adalah rumah adat melokaq (mangku)
Rumah adat tradisional suku sasak bayan, merupakan suatu kompleks perumahan yang tetap dijaga keasliannya
di Desa Senaru anda bisa menemukan fasilitas penginapan dan restoran disekitar gerbang pendakian air terjun


Air Terjun Jeruk Manis

air terjun jeruk manis dengan ketinggian ± 30 m yang tepatnya di desa kembang kuning terletak di bagian selatan kawasan taman nasional
disekitar lokasi menuju air terjun (tete batu) banyak terdapat sarana akomodasi bagi pengunjung baik lokal maupun mancanegara
diantaranya seperti home stay, cottages, restorant dll
daerah ini selain mempunyai panorama alam yang indah kita juga dapat melihat atraksi alam berupa tingkah laku lutung dan burung elang
yang diperkirakan daerah ini merupakan habitat dan populasi terbesar di kawasan taman nasional gunung rinjani


Pemandian Otak Kokok Gading



otak kokok merupakan daerah dengan pemandangan alam yang indah dan sejuk, disini terdapat air terjun yang diyakini masyarakat sekitar bisa menyembuhkan berbagai penyakit dengan cara mandi di air terjun otak kokok dimana jika buih air yang telah menyentuh badan kita berubah warna putih di indikasikan bahwa badan kita terkena penyakit. Disekitar air terjun juga dibangun kolam renang dan gazebo/tempat-tempat peristirahatan.

Di otak kokok inipun terdapat areal arberetum yang sedang dikembangkan oleh taman nasional gunung rinjni bekerja sama dengan kelompok masyarakat peduli arboretum (kmpa) otak kokok gading. Dan bagi anda yang ingin berkemah dan menikmati panorama alam, telah tersedia areal camping ground

Pemandian Air Panas Sebau



Air panas sebau dipercaya oleh masyarakat sekitar dapat mengobati berbagai penyakit kulit (panu, kadas, kurap dll)
dengan ditunjang dengan panorama alam sekitar lokasi air panas yang antara lain berupa bukit Bau
serta panorama sepanjang jalur trail menuju lokasi pemandian yang banyak dijumpai beberapa jenis burung, rusa, kera abu-abu juga lutung
Namun disayangkan adanya kepercayaan masyarakat yang menyakini bahwa dengan membuang pakaian yang telah digunakan untuk berendam secara sembarangan
maka penyakit mereka akan juga terbuang
Sehingga sekitar lokasi pemandian cenderung terlihat kotor oleh pakaian yang dipergunakan mandi pengunjung
walaupun sudah disediakan tempat-tempat sampah

Wisata Budaya

Disamping untuk tujuan wisata alam, Taman Nasional Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, bagi suku Bali Lombok
suku Sasak dan masih dipercaya sebagai tempat penuh nuansa mistis dan masih dipakai sebagai tempat Upacara-Upacara Ritual (Upacara Adat Keagamaan)
bagi umat islam wetu telu didaerah Bayan dan umah hindu, diantara kegiatan ritual keagamaan yang sering dilakukan di Danau Segara Anak adalah:
► Peringatan Maulid adat masyarakat desa Bayan (Maulid Nabi)





► Upacara Mulang Pakelem (Hindu) yaitu upacara persembahan sesajen dan emas yang telah dibentuk menajdi replika ikan,
udang dan kura-kura yang dipersembahkan di Danau Segara Anak yang bertujuan untuk memohon turunnya hujan
demi kesuburan dan kehidupan segala tumbuh-tumbuhan dan kemakmuran semua mahluk hidup



Selain itu dengan mandi di sumber air panas (belerang) di Hulu Sungai Kokoq putih didekat danau
dipercaya dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Gunung Rinjani dan sekitarnya juga masih dipercaya sebagai tempat hidupnya mahluk halus/jin yang kesemuanya dipimpin Ratu Jin yang bernama "Dewi Anjani"

http://tngr.dephut.go.id/Umum/POTENSI.HTM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar